Minggu, 31 Januari 2010

Kulit Bersih Terkait dengan Kondisi Emosi

Are you looking for some inside information on news? Here's an up-to-date report from news experts who should know.
KOMPAS.com " Setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami masalah dengan kulit dan sebagian besar dari kondisi tersebut disebabkan oleh stres dan pikiran. Tak heran kini telah berkembang ilmu psikodermatologi yang menyelidiki kaitan antara kulit dan pikiran.

"Selama beberapa dekade para dokter dari American Academy of Dermatology mengatakan bahwa stres bukanlah faktor dalam timbulnya jerawat. Padahal, sejak lama kita tahu kalau jerawat sering muncul saat kita sedang rindu kekasih," kata Ted Grossbart, PhD, profesor psikologi dari Harvard Medical School.

Kini, sejumlah ahli kulit mulai melihat masalah kulit secara holistis dan mencoba teknik penyembuhan psikologi melalui hipnosis, meditasi, serta konseling untuk menyembuhkan masalah-masalah kulit.

"Penelitian menunjukkan, 30-60 persen pasien yang berobat ke dokter untuk mengatasi masalah kulitnya memiliki masalah emosional. Masalah yang disebabkan oleh stres ini tidak hanya memicu gangguan kulit, tapi juga membuat obat-obatan medis jadi percuma," kata Grossbart yang telah menulis buku Skin Deep: A New Mind/Body Program for Healthy Skin.

Salah satu masalah kulit yang punya kaitan erat dengan kondisi emosi seseorang adalah psoriasis. Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada kulit yang disertai rasa nyeri. Psoriasis merupakan penyakit bertahan dan bisa muncul secara tiba-tiba, terutama bila penderita sedang merasakan tekanan emosi.

The information about news presented here will do one of two things: either it will reinforce what you know about news or it will teach you something new. Both are good outcomes.

Kulit dan pikiran

Para ahli sejak lama mengetahui bahwa kulit sangat erat kaitannya dengan otak dan sistem saraf, yang salah satu tugasnya adalah mengatur stres. "Kulit dan otak punya banyak interkoneksi. Kulit memiliki banyak saraf dan jaringan yang berkaitan dengan sistem vaskular," kata Amy Wechsler, MD, dermatolog dan psikiatris.

Ia menambahkan, zat-zat kimia yang dihasilkan oleh otak untuk merespons stres akan berkelana hingga ke kulit. Ketidakseimbangan emosi yang disebabkan oleh stres akibat tuntutan pekerjaan, masalah asmara, hingga keuangan, bisa menyebabkan gangguan kimia yang disebut neuropeptides yang akan menimbulkan gangguan di kulit.

Hal itu bisa memicu peradangan, memperlebar pembuluh darah, atau meningkatkan produksi kelenjar minyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah di kulit.

"Jerawat, psoriasis, keriput, atau lingkaran hitam di sekitar mata akan bertambah buruk saat kita stres atau kurang tidur," kata Wechsler yang juga penulis buku The Mind-Beauty Connection ini.

Penelitian pada tahun 2007 terhadap para siswa menunjukkan, 23 persen responden mengaku sering timbul jerawat saat sedang musim ujian. Sementara itu, penelitian tahun 2002 yang dilakukan para peneliti dari Inggris menemukan, penyakit psoriasis pasien membaik setelah mereka mengikuti terapi cognitive-behavioral.

Metode relaksasi tubuh dan pikiran, seperti meditasi, yoga, dan taichi, diyakini akan mengurangi sirkulasi neuropeptides. "Mengelola emosi dan pikiran akan membuat kulit lebih toleran terhadap berbagai derita, seperti alergen, iritasi, atau kosmetik," kata Richard Fried, MD, PhD, ahli dermatologi dan direktur Acne and Rosacea Society.

As your knowledge about news continues to grow, you will begin to see how news fits into the overall scheme of things. Knowing how something relates to the rest of the world is important too.

Sabtu, 30 Januari 2010

Kulit Bersih Terkait dengan Kondisi Emosi

Would you like to find out what those-in-the-know have to say about news? The information in the article below comes straight from well-informed experts with special knowledge about news.
KOMPAS.com " Setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami masalah dengan kulit dan sebagian besar dari kondisi tersebut disebabkan oleh stres dan pikiran. Tak heran kini telah berkembang ilmu psikodermatologi yang menyelidiki kaitan antara kulit dan pikiran.

"Selama beberapa dekade para dokter dari American Academy of Dermatology mengatakan bahwa stres bukanlah faktor dalam timbulnya jerawat. Padahal, sejak lama kita tahu kalau jerawat sering muncul saat kita sedang rindu kekasih," kata Ted Grossbart, PhD, profesor psikologi dari Harvard Medical School.

Kini, sejumlah ahli kulit mulai melihat masalah kulit secara holistis dan mencoba teknik penyembuhan psikologi melalui hipnosis, meditasi, serta konseling untuk menyembuhkan masalah-masalah kulit.

"Penelitian menunjukkan, 30-60 persen pasien yang berobat ke dokter untuk mengatasi masalah kulitnya memiliki masalah emosional. Masalah yang disebabkan oleh stres ini tidak hanya memicu gangguan kulit, tapi juga membuat obat-obatan medis jadi percuma," kata Grossbart yang telah menulis buku Skin Deep: A New Mind/Body Program for Healthy Skin.

Salah satu masalah kulit yang punya kaitan erat dengan kondisi emosi seseorang adalah psoriasis. Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada kulit yang disertai rasa nyeri. Psoriasis merupakan penyakit bertahan dan bisa muncul secara tiba-tiba, terutama bila penderita sedang merasakan tekanan emosi.

If your news facts are out-of-date, how will that affect your actions and decisions? Make certain you don't let important news information slip by you.

Kulit dan pikiran

Para ahli sejak lama mengetahui bahwa kulit sangat erat kaitannya dengan otak dan sistem saraf, yang salah satu tugasnya adalah mengatur stres. "Kulit dan otak punya banyak interkoneksi. Kulit memiliki banyak saraf dan jaringan yang berkaitan dengan sistem vaskular," kata Amy Wechsler, MD, dermatolog dan psikiatris.

Ia menambahkan, zat-zat kimia yang dihasilkan oleh otak untuk merespons stres akan berkelana hingga ke kulit. Ketidakseimbangan emosi yang disebabkan oleh stres akibat tuntutan pekerjaan, masalah asmara, hingga keuangan, bisa menyebabkan gangguan kimia yang disebut neuropeptides yang akan menimbulkan gangguan di kulit.

Hal itu bisa memicu peradangan, memperlebar pembuluh darah, atau meningkatkan produksi kelenjar minyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah di kulit.

"Jerawat, psoriasis, keriput, atau lingkaran hitam di sekitar mata akan bertambah buruk saat kita stres atau kurang tidur," kata Wechsler yang juga penulis buku The Mind-Beauty Connection ini.

Penelitian pada tahun 2007 terhadap para siswa menunjukkan, 23 persen responden mengaku sering timbul jerawat saat sedang musim ujian. Sementara itu, penelitian tahun 2002 yang dilakukan para peneliti dari Inggris menemukan, penyakit psoriasis pasien membaik setelah mereka mengikuti terapi cognitive-behavioral.

Metode relaksasi tubuh dan pikiran, seperti meditasi, yoga, dan taichi, diyakini akan mengurangi sirkulasi neuropeptides. "Mengelola emosi dan pikiran akan membuat kulit lebih toleran terhadap berbagai derita, seperti alergen, iritasi, atau kosmetik," kata Richard Fried, MD, PhD, ahli dermatologi dan direktur Acne and Rosacea Society.

There's a lot to understand about news. We were able to provide you with some of the facts above, but there is still plenty more to write about in subsequent articles.

Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!

When most people think of news, what comes to mind is usually basic information that's not particularly interesting or beneficial. But there's a lot more to news than just the basics.
JAKARTA, KOMPAS.com " Ginjal merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia karena fungsinya sebagai "tempat sampah" yang menyaring dan membersihkan darah.

Bayangkan bila kita tak punya tempat sampah, segala kotoran yang berasal dari makanan dan polusi bisa dipastikan residunya masih bercampur dalam darah. Padahal, darah selalu mengalir tak hentinya ke seluruh tubuh. Tentu sampah ini juga ikut menyebar ke organ-organ vital yang lain.

Selain bertugas sebagai sistem saringan "pembuangan sampah", ginjal juga bermanfaat menjaga keseimbangan cairan tubuh, sebagai produsen hormon yang mengontrol tekanan darah, produsen hormon erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah untuk menghindari anemia, dan mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

Gangguan ginjal bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, kita juga harus rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, minimal tiga bulan sekali. Dengan begitu, gangguan ginjal dapat sedini mungkin dideteksi.

Deteksi secara dini dapat menghindarkan kita dari kerugian yang lebih besar, yaitu tahap gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal (renal replacement treatment). Meskipun kualitas hidup si penderita gagal ginjal mungkin tidak menurun, tindakan-tindakan medis di atas cukup memberatkan ekonomi penderita.

Kenali gejalanya!
Gejala gangguan ginjal dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu akut, kronis, dan tanpa gejala (asimtomatis). Yang akut contohnya terlihat bengkak pada mata dan kaki, nyeri pinggang hebat, terasa sakit bila berkemih, kencing hanya sedikit atau disertai darah, dan terdapat kelainan urine, seperti tinggi protein.

Yang kronis menunjukkan gejala lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan menurun, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat, dan anemia. Bila dilakukan uji laboratorium, terdapat kelainan urine, seperti tinggi protein, eritrosit, dan lekosit.

Umumnya, penderita datang bila sudah tampak gejala-gejala di atas. Meskipun pengobatan progresif sejak dini bisa mengurangi, bahkan menghentikan, progresivitas penyakit, alangkah baiknya bila gangguan ini justru dihindari agar tak muncul.

Sekali lagi, kontrol tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin merupakan tindakan yang dianggap paling penting untuk melindungi fungsi ginjal. Ini terutama bagi mereka yang suka makan enak, enggan berolahraga, dan mempunyai riwayat keturunan penyakit ginjal.

Penyebab gangguan ginjal
Umumnya lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang mengutamakan makan enak, tapi kurang berolahraga. Akibatnya, lemak yang menumpuk menyebabkan penyakit diabetes melitus (DM), hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Sebagai contoh, gula yang tinggi dalam darah (pada penderita DM) akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urine (albuminuria).

Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal. Bila ginjal terganggu, fungsi ekskresi, filtrasi, dan hormonal ginjal terganggu juga. Akibatnya, pengeluaran zat-zat racun lewat urine terhambat. Zat racun jadi tertimbun di tubuh. Pada akhirnya, tubuh membengkak dan timbul risiko kematian.

The best time to learn about news is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable news experience while it's still free.

Berikut beberapa penyebab penyakit ginjal:

1. Penyakit umum/sistemik, seperti kencing manis atau disebut juga diabetes melitus, hipertensi, dislipidemia (tinggi kolesterol dalam darah), penyakit lupus dan penyakit kekebalan tubuh lain, serta asam urat tinggi (gout).

2. Infeksi di tubuh, seperti pada organ paru (TBC), sifilis, malaria, dan hepatitis.

3. Preeklampsia atau tekanan darah tinggi yang muncul pada masa kehamilan.

4. Pengaruh obat-obatan.

5. Kehilangan cairan banyak secara mendadak, seperti muntaber dan perdarahan.

6. Luka bakar.

7. Penyakit pada ginjal itu sendiri, seperti infeksi pada saringan (glomerulus), kista pada ginjal, kanker pada ginjal, dan penyempitan pada ginjal atau tumor.

8. Turunan/herediter.

Pencegahan penyakit ginjal

1. Jika Anda termasuk individu yang berisiko sakit ginjal karena menderita DM, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan berpenyakit ginjal turunan, jalani hidup sehat dengan mengikuti anjuran dokter. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan lab untuk memeriksa tekanan darah dan kontrol gula darah. Pahami gejala-gejala sakit ginjal, seperti buang air kecil terganggu, nyeri pinggang, dan bengkak pada mata.

2. Jika Anda termasuk individu tanpa risiko, jalani hidup sehat sambil memahami gejala-gejala sakit ginjal, seperti buang air kecil terganggu, nyeri pinggang, dan bengkak pada mata. Lakukan periksa gula darah setidaknya setahun sekali.

3. Jika Anda sudah memiliki gangguan ginjal, dokter akan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengurangi semakin menurunnya fungsi ginjal, seperti pemberian obat-obatan, menjalani saran untuk hidup sehat, dan kontrol ke dokter secara periodik. (Santi Hartono)

Narasumber Ahli:
Dr Toga A Simatupang, SpPD (Nefrologis), Konsultan Ginjal dan Hipertensi
RS Siloam Graha Medika, Kebon Jeruk, Jakarta

I hope that reading the above information was both enjoyable and educational for you. Your learning process should be ongoing--the more you understand about any subject, the more you will be able to share with others.

Jumat, 29 Januari 2010

Flavanoid Tanaman Diduga Bantu Cegah Leukemia

Current info about news is not always the easiest thing to locate. Fortunately, this report includes the latest news info available.
London (ANTARA/Reuters) - Mengkonsumsi makanan seperti seledri dan daun peterseli, yang secara alamiah mengandung flavanoid, apigenin, mungkin membantu mencegah leukemia, kata beberapa ilmuwan Belanda, Kamis.

Meikel Peppelenbosch dari University of Groningen di Belanda mengatakan percobaan memperlihatkan bahwa apigenin --komponen yang umum terdapat pada buah dan sayuran-- dapat menghentikan perkembangan dua jenis sel pada leukemia dan mencegah peluangnya untuk bertahan hidup.

Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam dan ditandai oleh perkembangan secara tak normal atau transformasi maligna sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal itu keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan kekebalan tubuh penderita.

Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to news than you may have first thought.

Temuan tersebut menunjukkan apigenin dapat menjanjikan dalam pencegahan leukemia, kata Peppelenbosch.

Tetapi ia memperingatkan bahwa studinya juga telah menemukan komponen itu juga memiliki daya tahan terhadap kemoterapi, dan menyatakan itu mungkin mempengaruhi campur-tangan pada pengobatan standardbuat orang yang sudah didiagnosis terserang leukemia.

"Apigenin mungkin adalah bahan pencegah yang bermanfaat bagi leukemia, tapi itu tak boleh dikonsumsi secara berbarengan dengan kemoterapi bagi penyakit yang dipastikan positif karena itu dapat mencampuri dampak positif pengobatan," tulis Peppelenbosch di dalam studi di dalam jurnal ilmiah Cell Death and Disease.

Flavanoid adalah bahan yang mengandung anti-oksidan yang melindungi sel dari kerusakan oleh molekul oksigen.

Berbagai kajian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa apigenin, yang ditemukan pada seledri, daun peterseli, anggur merah, saus tomat dan makanan lain yang berbahan dasar tumbuhan, juga diduga bermanfaat dalam memberi perlindungan terhadap kanker indung telur.

Is there really any information about news that is nonessential? We all see things from different angles, so something relatively insignificant to one may be crucial to another.